Friday, June 27, 2025

Cara restart otomatis Debian, ketika penggunaan memory mencapai 99%

Restart otomatis Debian ketika penggunaan memori mencapai 99% dapat diimplementasikan dengan beberapa cara. Pendekatan yang paling umum melibatkan penggunaan script yang dipadukan dengan cron job atau systemd service untuk memantau penggunaan memori dan memicu restart jika ambang batas tercapai.

Penting untuk Dipertimbangkan Sebelum Menerapkan:

  • Penyebab Penggunaan Memori Tinggi: Restart otomatis adalah solusi sementara. Anda harus mencari tahu akar penyebab penggunaan memori yang tinggi (misalnya, memory leak di aplikasi, konfigurasi yang salah, atau beban kerja yang terlalu besar untuk kapasitas server Anda). Restart otomatis hanya mengatasi gejalanya.
  • Risiko Restart Otomatis: Restart paksa dapat menyebabkan kehilangan data jika aplikasi tidak dimatikan dengan benar. Pastikan aplikasi Anda dapat menangani pemadaman yang tiba-tiba, atau pertimbangkan untuk mengimplementasikan graceful shutdown sebelum restart.
  • Alternatif: Daripada langsung restart, Anda mungkin ingin mencoba membersihkan cache memori (sync; echo 3 > /proc/sys/vm/drop_caches) atau me-restart layanan spesifik yang mengonsumsi memori paling banyak terlebih dahulu. Restart sistem adalah upaya terakhir.

Berikut adalah beberapa metode yang bisa Anda gunakan:

Metode 1: Menggunakan Script Bash dengan Cron Job (Paling Sederhana)

Ini adalah cara yang paling cepat dan mudah untuk diimplementasikan.

  1. Buat Script Pemantau Memori: Buat file baru, misalnya /usr/local/bin/mem_monitor.sh, dan isi dengan kode berikut:

    Bash
    #!/bin/bash
    
    # Ambang batas penggunaan memori (dalam persen)
    # Sesuaikan sesuai kebutuhan, misalnya 95 atau 99
    MEM_THRESHOLD=99
    
    # Dapatkan penggunaan memori saat ini dalam persen
    # Menggunakan 'free -m' untuk MB, lalu kalkulasi persen
    # -m: menampilkan dalam MB
    # awk '{print $NF}' di baris kedua (Mem:) adalah kolom 'used' (kolom 3)
    # kolom 4 adalah 'free', kolom 6 adalah 'available'
    # Pada sistem Linux modern, 'available' adalah metrik yang lebih baik untuk ketersediaan memori bagi aplikasi baru.
    # Namun, untuk deteksi 99% usage, 'used' masih relevan jika Anda ingin mencegah server crash.
    # Atau bisa juga pakai: PERCENTAGE=$(free | awk '/Mem:/ { printf("%d\n", ($3/$2)*100) }')
    # Atau jika ingin pakai available memory: PERCENTAGE=$(free | awk '/Mem:/ { printf("%d\n", ($3/$2)*100) }')
    # Atau lebih tepatnya pakai: PERCENTAGE=$(free | awk '/Mem:/ { print 100 - ($7/$2)*100 }' | cut -d'.' -f1) # ($7 adalah available, $2 adalah total)
    
    # Contoh yang lebih robust menggunakan available
    TOTAL_MEM=$(free -m | awk 'NR==2{print $2}')
    AVAILABLE_MEM=$(free -m | awk 'NR==2{print $7}') # Available memory, lebih akurat
    USED_MEM_PERCENT=$(( (TOTAL_MEM - AVAILABLE_MEM) * 100 / TOTAL_MEM ))
    
    LOG_FILE="/var/log/mem_monitor.log"
    DATE=$(date +"%Y-%m-%d %H:%M:%S")
    
    echo "$DATE - Current memory usage: $USED_MEM_PERCENT%" >> "$LOG_FILE"
    
    if [ "$USED_MEM_PERCENT" -ge "$MEM_THRESHOLD" ]; then
        echo "$DATE - Memory usage ($USED_MEM_PERCENT%) reached threshold ($MEM_THRESHOLD%). Restarting system." >> "$LOG_FILE"
        /sbin/shutdown -r now # Perintah untuk restart
    fi
    
  2. Buat Script Bisa Dieksekusi:

    Bash
    sudo chmod +x /usr/local/bin/mem_monitor.sh
    
  3. Tambahkan ke Cron Job: Edit crontab untuk user root:

    Bash
    sudo crontab -e
    

    Tambahkan baris berikut di akhir file untuk menjalankan script setiap 5 menit (Anda bisa sesuaikan frekuensinya):

    Code snippet
    */5 * * * * /usr/local/bin/mem_monitor.sh >> /var/log/mem_monitor_cron.log 2>&1
    
    • */5 * * * *: Menjalankan setiap 5 menit.
    • >> /var/log/mem_monitor_cron.log 2>&1: Mengalihkan output standar dan error ke file log terpisah untuk debugging cron.

Metode 2: Menggunakan Systemd Service (Lebih Modern dan Robust)

Metode ini lebih disukai pada sistem Linux modern karena menawarkan integrasi yang lebih baik dengan systemd dan kontrol yang lebih granular.

  1. Buat Script Pemantau Memori: Sama seperti Metode 1, simpan script Anda di /usr/local/bin/mem_monitor.sh. Pastikan tidak ada perintah shutdown -r now di dalamnya untuk saat ini. Kita akan memicu restart dari service systemd itu sendiri.

    Bash
    #!/bin/bash
    
    MEM_THRESHOLD=99
    TOTAL_MEM=$(free -m | awk 'NR==2{print $2}')
    AVAILABLE_MEM=$(free -m | awk 'NR==2{print $7}')
    USED_MEM_PERCENT=$(( (TOTAL_MEM - AVAILABLE_MEM) * 100 / TOTAL_MEM ))
    
    echo "Current memory usage: $USED_MEM_PERCENT%"
    
    if [ "$USED_MEM_PERCENT" -ge "$MEM_THRESHOLD" ]; then
        exit 1 # Keluar dengan status non-nol jika ambang batas tercapai
    else
        exit 0 # Keluar dengan status nol jika OK
    fi
    
  2. Buat Script Bisa Dieksekusi:

    Bash
    sudo chmod +x /usr/local/bin/mem_monitor.sh
    
  3. Buat Unit Systemd Timer: Buat file baru bernama /etc/systemd/system/mem_monitor.timer:

    Ini, TOML
    [Unit]
    Description=Run memory monitor script every 5 minutes
    
    [Timer]
    OnBootSec=1min
    OnUnitActiveSec=5min
    Unit=mem_monitor.service
    
    [Install]
    WantedBy=timers.target
    
  4. Buat Unit Systemd Service: Buat file baru bernama /etc/systemd/system/mem_monitor.service:

    Ini, TOML
    [Unit]
    Description=Monitor memory usage and restart if necessary
    After=network.target
    
    [Service]
    Type=oneshot
    ExecStart=/usr/local/bin/mem_monitor.sh
    # Perintah di bawah ini akan dijalankan jika ExecStart keluar dengan status non-nol (yaitu, memori tinggi)
    OnFailure=reboot.target # Trigger reboot.target jika script gagal (exit 1)
    # Atau, jika Anda ingin lebih spesifik:
    # ExecStopPost=/sbin/shutdown -r now
    
    [Install]
    WantedBy=multi-user.target
    
    • OnFailure=reboot.target: Ini akan memicu system reboot jika script mem_monitor.sh keluar dengan status non-nol.
    • Catatan: Type=oneshot berarti service akan berjalan sekali dan kemudian berhenti. OnFailure hanya berlaku jika service gagal.
  5. Reload Systemd, Enable, dan Start Timer:

    Bash
    sudo systemctl daemon-reload
    sudo systemctl enable mem_monitor.timer
    sudo systemctl start mem_monitor.timer
    
  6. Cek Status:

    Bash
    sudo systemctl status mem_monitor.timer
    sudo systemctl status mem_monitor.service
    journalctl -u mem_monitor.service -f # Untuk melihat log dari service
    

Pertimbangan Keamanan dan Robustness:

  • Pengguna (User): Pastikan script dieksekusi dengan hak akses yang memadai (root untuk shutdown -r now). Cron job sudo crontab -e menjalankan sebagai root. Systemd service juga berjalan sebagai root secara default.
  • Logging: Selalu tambahkan logging yang cukup untuk melacak kapan script berjalan dan apa hasilnya.
  • Ambang Batas: Pilih ambang batas dengan hati-hati. Terlalu rendah bisa menyebabkan restart yang tidak perlu. Terlalu tinggi bisa menyebabkan server crash sebelum restart.
  • Prioritas: Pastikan tidak ada proses lain yang memiliki prioritas lebih tinggi yang dapat mencegah perintah shutdown dijalankan.
  • drop_caches (Alternatif yang Lebih Lembut): Pertimbangkan untuk membersihkan cache memori terlebih dahulu sebelum restart. Anda bisa menambahkan baris ini ke script Anda:
    Bash
    # Dalam mem_monitor.sh, sebelum perintah shutdown
    if [ "$USED_MEM_PERCENT" -ge "$MEM_THRESHOLD" ]; then
        echo "$DATE - Memory usage ($USED_MEM_PERCENT%) reached threshold ($MEM_THRESHOLD%). Trying to drop caches." >> "$LOG_FILE"
        sudo sync
        sudo sh -c 'echo 3 > /proc/sys/vm/drop_caches'
        sleep 10 # Beri waktu untuk sistem menyesuaikan
        # Hitung ulang memori, dan baru restart jika masih tinggi
        TOTAL_MEM_AFTER=$(free -m | awk 'NR==2{print $2}')
        AVAILABLE_MEM_AFTER=$(free -m | awk 'NR==2{print $7}')
        USED_MEM_PERCENT_AFTER=$(( (TOTAL_MEM_AFTER - AVAILABLE_MEM_AFTER) * 100 / TOTAL_MEM_AFTER ))
        echo "$DATE - Memory usage after dropping caches: $USED_MEM_PERCENT_AFTER%" >> "$LOG_FILE"
        if [ "$USED_MEM_PERCENT_AFTER" -ge "$MEM_THRESHOLD" ]; then
            echo "$DATE - Still high. Restarting system." >> "$LOG_FILE"
            /sbin/shutdown -r now
        fi
    fi
    

Pilih metode yang paling sesuai dengan tingkat kenyamanan dan kebutuhan pengelolaan sistem Anda. Systemd adalah pendekatan yang lebih modern, tetapi cron job lebih cepat untuk disiapkan.

Saturday, June 21, 2025

Perhatikan Volume Docker dan Jangan dihapus!

Sertifikat yang diterbitkan oleh Let's Encrypt disimpan di dalam volume Docker. Jika Anda membangun ulang nginx-proxy atau nginx-proxy-acme dengan docker-compose down -v, semua volume yang tidak didefinisikan sebagai external: true akan dihapus, termasuk volume tempat sertifikat disimpan. Ini akan menyebabkan sertifikat Anda hilang dan Anda harus meminta ulang, berpotensi menabrak rate limit lagi.




Memahami Cara Kerja Volume dan Sertifikat

Dalam konfigurasi docker-compose.yml Anda, ada bagian volumes di bagian paling bawah:

YAML
volumes:
  certs:
  vhost.d:
  html:
  # ... volume lain

Ini adalah volume bernama (named volumes) yang dibuat dan dikelola oleh Docker.

  • certs: Volume inilah tempat nginx-proxy-acme menyimpan semua sertifikat SSL yang berhasil diterbitkan oleh Let's Encrypt.
  • vhost.d: Digunakan oleh nginx-proxy untuk konfigurasi tambahan per virtual host.
  • html: Digunakan oleh nginx-proxy untuk halaman default atau custom.

Kapan Volume Ini Dihapus?

Volume bernama seperti certs tidak akan dihapus secara otomatis ketika Anda menjalankan docker-compose down (tanpa -v). Mereka hanya akan dihapus jika Anda secara eksplisit menambahkan -v (yaitu docker-compose down -v) atau jika Anda menghapusnya secara manual (docker volume rm <volume_name>).


Strategi yang Benar Saat Membangun Ulang

Jika Anda hanya mengubah kode aplikasi (PHP, Flask, React) atau konfigurasi spesifik aplikasi Anda (seperti Dockerfile di php/, backend/, frontend/, atau nginx.conf internal mereka), Anda tidak perlu menghapus volume certs.

Begini cara yang benar untuk membangun ulang tanpa kehilangan sertifikat:

  1. Jika Anda hanya mengubah source code aplikasi atau Dockerfile spesifik untuk service tersebut (misalnya backend, frontend, php-app):

    • Anda bisa menargetkan hanya service tersebut untuk dibangun ulang dan dijalankan:
      Bash
      docker-compose up -d --build <nama_service_yang_berubah>
      
      Contoh: docker-compose up -d --build backend Ini akan membangun ulang image backend dan me-restart container ebook_backend.
  2. Jika Anda mengubah konfigurasi docker-compose.yml yang memengaruhi service tertentu (misalnya, menambahkan variabel lingkungan di backend):

    • Anda bisa me-recreate service tersebut tanpa membangun ulang image (jika Dockerfile tidak berubah) atau membangun ulang image jika Dockerfile juga berubah:
      Bash
      docker-compose up -d --build <nama_service_yang_berubah> --force-recreate
      
      Contoh: docker-compose up -d --build backend --force-recreate
  3. Jika Anda mengubah konfigurasi nginx-proxy atau nginx-proxy-acme (misalnya menambahkan subdomain baru di VIRTUAL_HOST atau LETSENCRYPT_HOST):

    • Anda perlu me-restart kedua service ini agar mereka membaca konfigurasi baru dan memicu permintaan sertifikat jika diperlukan. Anda tidak perlu menghapus volumenya.
      Bash
      docker restart nginx-proxy-acme
      docker restart nginx-proxy
      
    • Kemudian, pantau log nginx-proxy-acme untuk memastikan sertifikat diterbitkan atau diperbarui tanpa masalah.
  4. Kapan Menggunakan docker-compose down -v (Menghapus Volume)?

    • Hanya jika Anda ingin menghapus semua data persisten dan memulai dari nol (misalnya, saat debugging masalah inisialisasi database atau jika volume sertifikat korup).
    • Jika Anda menggunakan docker-compose down -v, siapkan diri untuk menghadapi rate limit Let's Encrypt lagi jika Anda segera mencoba meminta sertifikat untuk domain yang sama. Ini harus menjadi opsi terakhir setelah semua troubleshooting lain.

Kesimpulan

Strategi terbaik adalah tidak pernah menggunakan docker-compose down -v kecuali Anda benar-benar ingin menghapus semua data persisten. Untuk perubahan kode atau konfigurasi, cukup targetkan service yang relevan untuk dibangun ulang atau di-restart saja.

Dengan demikian, sertifikat Let's Encrypt Anda akan tetap aman di volume certs, dan Anda tidak perlu khawatir tentang terhapusnya sertifikat saat Anda melakukan perubahan pada aplikasi atau Docker Compose.

Sunday, January 12, 2025

Barcelona versus Real Madrid di Final Piala Super Spanyol 2025: Skor Telak 5-2

Barcelona Hancurkan Real Madrid di Final Piala Super Spanyol 2025: Skor Telak 5-2

Real Madrid 2-5 Barcelona: Goals and highlights - Spanish Super Cup 2025 https://www.marca.com/en/soccer/spanish-supercopa/r-madrid-barcelona/2025/01/12/01_0113_20250112_186_178-live.html

Di bawah langit Jeddah, Barcelona menunjukkan performa gemilang saat mengalahkan Real Madrid dengan skor mencolok 5-2 dalam final Piala Super Spanyol yang digelar di King Abdullah Sports City. Pertandingan penuh drama ini menjadi panggung dominasi Blaugrana setelah awal musim yang penuh tantangan.


Babak Pertama: Awal Sengit, Barcelona Unggul

Real Madrid membuka keunggulan di menit ke-5 lewat gol Kylian Mbappé, memanfaatkan serangan balik cepat. Namun, Barcelona segera membalas lewat Lamine Yamal di menit ke-22, mengubah skor menjadi 1-1. Keunggulan berlanjut dengan penalti Robert Lewandowski (36’) dan gol spektakuler Raphinha (39’). Alejandro Balde menutup babak pertama dengan gol di menit ke-45+10, membawa Barcelona unggul 4-1.


Babak Kedua: Barcelona Tak Terbendung

Raphinha kembali mencetak gol di menit ke-48, semakin menenggelamkan Real Madrid. Meski Rodrygo memperkecil kedudukan melalui tendangan bebas di menit ke-60, usaha Madrid tak cukup untuk mengejar ketertinggalan.


Panggung Kehebatan Barcelona

Penampilan Barcelona ini memukau, terutama dengan kontribusi luar biasa dari pemain muda seperti Lamine Yamal dan aksi solid Lewandowski di lini depan. Xavi kembali membuktikan dirinya sebagai pelatih yang mampu menghidupkan semangat tim dalam laga krusial.


Statistik dan Sorotan

Penguasaan Bola: Barcelona mendominasi jalannya laga dengan distribusi bola yang efektif.

Pemain Kunci: Raphinha menjadi bintang pertandingan dengan dua golnya yang menentukan.

Performa Madrid: Meski Mbappé dan Rodrygo mencatatkan gol, lini pertahanan Madrid sering kewalahan menghadapi tekanan bertubi-tubi dari Barcelona.

Dengan hasil ini, Barcelona merebut gelar Piala Super Spanyol 2025, melanjutkan tradisi kemenangan mereka di kompetisi bergengsi ini. Rivalitas El Clásico pun semakin memanas, menjanjikan laga-laga seru ke depannya!

Laga El Clasico di final Piala Super Spanyol 2025 yang digelar di King Abdullah Sports City, Jeddah, menjadi panggung pertunjukan penuh drama. Barcelona sukses melumat Real Madrid dengan skor telak 5-2 dalam pertandingan sengit yang menyajikan keajaiban strategi dan aksi memukau dari kedua tim.


Kronologi Gol

Menit 5: Kylian Mbappé membawa Real Madrid unggul lebih dulu lewat serangan balik cepat. Tendangan kaki kanannya dari dalam kotak penalti tak mampu dibendung kiper Barcelona.

Menit 22: Barcelona menyamakan kedudukan melalui Lamine Yamal yang memanfaatkan umpan terukur. Tembakan kaki kirinya membuat skor menjadi 1-1.

Menit 36: Penalti Robert Lewandowski sukses membawa Barcelona unggul 2-1 setelah pelanggaran Eduardo Camavinga.

Menit 39: Raphinha menambah keunggulan Barcelona dengan sundulan tajam dari umpan silang, membuat skor berubah menjadi 3-1.

Menit 45+10: Alejandro Balde mencetak gol spektakuler melalui tembakan kaki kirinya, membawa Barcelona unggul jauh 4-1 di babak pertama.

Menit 48: Raphinha mencetak gol keduanya malam itu dengan tembakan kaki kiri yang memukau, mengubah skor menjadi 5-1.

Menit 60: Rodrygo memperkecil ketertinggalan Real Madrid menjadi 5-2 lewat tendangan bebas akurat.



Highlights dan Statistik

Pertandingan ini penuh dengan aksi. Total 7 gol tercipta, 6 kartu kuning dikeluarkan, dan kedua tim menunjukkan permainan menyerang yang agresif. Namun, dominasi Barcelona di lini tengah dan serangan balik yang efektif menjadi kunci kemenangan mereka.


Faktor Kemenangan Barcelona

Meski kehilangan beberapa pemain inti seperti Ter Stegen dan Christensen, Barcelona menunjukkan konsistensi dan kepercayaan diri. Pelatih Xavi berhasil memanfaatkan setiap peluang dan memperlihatkan bahwa formasi serta rotasi pemain yang tepat bisa mengatasi tantangan besar.


Real Madrid: Gagal di Pertahanan

Tim asuhan Carlo Ancelotti tampil kurang solid di lini belakang. Meskipun Mbappé dan Rodrygo bersinar, pertahanan mereka sering terekspos oleh kecepatan serangan Barcelona.


Apa Selanjutnya?

Kemenangan ini menjadi momen penting bagi Barcelona untuk kembali ke jalur kemenangan setelah serangkaian hasil buruk di LaLiga. Bagi Real Madrid, kekalahan ini menjadi pelajaran penting dalam upaya memperbaiki pertahanan mereka di pertandingan-pertandingan berikutnya.